Advokat Senior Johnson Panjaitan Tutup Usia, Dikenang sebagai Pejuang HAM dan Keadilan

0

JAKARTA, Topviral — Dunia hukum dan gerakan masyarakat sipil di Indonesia berduka atas berpulangnya Johnson Sotarduga Panjaitan, advokat senior sekaligus pejuang hak asasi manusia (HAM). Wakil Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Rumah Bersama Advokat (RBA) itu meninggal dunia pada Minggu (26/10/2025) pukul 07.33 WIB dalam usia 59 tahun, setelah menjalani perawatan intensif beberapa hari terakhir.

Jenazah almarhum disemayamkan di Rumah Duka RSU UKI, Ruangan C, sebelum dimakamkan pada hari yang sama, pukul 16.00 WIB. Kabar duka ini dengan cepat menyebar di kalangan advokat, aktivis HAM, dan komunitas masyarakat sipil, yang mengenang Johnson sebagai sosok tangguh, berani, dan berintegritas tinggi.

Sosok yang Dihormati di Dunia Hukum

Dalam dunia advokasi, Johnson Panjaitan dikenal sebagai figur yang tidak hanya piawai di ruang sidang, tetapi juga turun langsung mendampingi masyarakat kecil dan korban pelanggaran HAM. Ia adalah jembatan antara dunia hukum profesional dan aktivisme sosial, dua ranah yang kerap ia satukan dalam perjuangan keadilan.

Dewan Pimpinan Nasional Peradi RBA menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian Johnson, yang dinilai memiliki kontribusi besar dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan profesionalisme advokat di Indonesia.

“Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Advokat Senior dan Wakil Ketua Umum Peradi, Bapak Johnson Panjaitan. Semoga amal, jasa, dan pengabdian beliau semasa hidup diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” tulis DPN Peradi RBA dalam keterangan resminya, Senin (27/10).

Jejak Panjang dalam Pembelaan HAM dan Lingkungan

Selain aktif di bidang advokasi hukum, Johnson juga lama dikenal sebagai pejuang lingkungan dan hak masyarakat adat. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengenang almarhum sebagai sosok yang memiliki kepedulian mendalam terhadap isu keadilan ekologis.

“Bang Johnson sepanjang hidupnya mendedikasikan diri pada kerja-kerja pembelaan hak asasi manusia dan lingkungan. Beliau pernah menjadi Dewan Nasional WALHI pada periode 2002–2005,” tulis WALHI dalam pernyataan resminya.

WALHI menyebut Johnson sebagai sosok yang memandang keadilan sosial dan keadilan lingkungan sebagai satu kesatuan perjuangan.

“Kami keluarga besar WALHI merasakan duka yang sangat mendalam. Selamat jalan Bang Johnson! Dedikasi dan perjuanganmu akan terus kami lanjutkan,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Kenangan Para Aktivis: Tangguh dan Tak Kenal Takut

Duka juga datang dari kalangan aktivis hak asasi manusia. Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, mengenang Johnson sebagai figur tangguh dan berani yang tanpa lelah memperjuangkan korban pelanggaran HAM sejak masa reformasi.

“Saya mengenal Johnson ketika masih menjadi aktivis mahasiswa Universitas Trisakti. Saat itu kami meminta PBHI membantu pengusutan penembakan mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998,” kenang Usman.

Ia juga mengingat pertemuan mereka di Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), tempat keduanya sering bekerja bersama dalam kasus-kasus besar seperti Timor Timur, Aceh, hingga Papua.

“Johnson kalau sedang melawan seperti punya nyawa sembilan. Kantor kami pernah diserang beberapa kali, termasuk pada Maret 2002 dan Mei 2003. Johnson selalu hadir di antara yang pertama untuk bersolidaritas,” ujar Usman.

Sebagai Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI), Johnson kerap menghadapi teror dan ancaman. Kantor lembaganya pernah diserang, bahkan mobil pribadinya ditembak, namun semua tekanan itu tak pernah membuatnya mundur.

“Semua teror itu tidak pernah menciutkan nyalinya dalam melawan ketidakadilan. Dia mencintai keadilan. Satu-satunya sikap tidak adil dari Johnson barangkali kepada dirinya sendiri—dia kurang istirahat,” tutur Usman mengenang.

Jejak Perjuangan yang Tak Terhapus

Johnson Panjaitan dikenal sebagai advokat yang menggabungkan ketajaman hukum dengan empati sosial. Ia kerap menjadi pembela bagi mereka yang tertindas, serta berperan penting dalam berbagai upaya penegakan keadilan publik, kebebasan sipil, dan hak asasi manusia di Indonesia.

Meski telah berpulang, semangat perjuangan dan nilai-nilai yang ia tanamkan akan terus hidup di kalangan advokat muda dan aktivis yang pernah berjuang bersamanya.

“Keberanian, integritas, dan pengabdian Bang Johnson akan selalu menjadi inspirasi,” ujar salah satu rekan advokatnya yang hadir di rumah duka.

Di usia 59 tahun, perjuangan panjang Johnson Panjaitan memang telah usai. Namun, warisan semangatnya untuk menegakkan hukum dan membela kemanusiaan akan terus menjadi bagian penting dalam sejarah gerakan keadilan di Indonesia. (red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.