Spanduk Ajakan Kembali ke Demokrasi Pancasila dan UUD 1945 Marak di Jabodetabek, Warga Nyatakan Mendukung

0

TOPVIRAL – Ratusan spanduk berisi ajakan kembali ke Demokrasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 muncul di berbagai wilayah di Jakarta dan sekitarnya.

Spanduk-spanduk tersebut terpantau ada di sejumlah titik strategis di wilayah Jabodetabek, diantaranya di wilayah Bekasi, Depok dan Bogor. Sementara di Jakarta, spanduk terpasang di wilayah Matraman, Pramuka, Cikini, Kalibata hingga kawasan Senayan dekat Gedung DPR MPR.

Menurut pengamatan di lokasi, spanduk-spanduk tersebut dipasang oleh sejumlah organisasi, diantaranya Forum Bersama Bhinneka Tunggal Ika, Gema Puan dan Solidaritas Buruh Nasional.

Spanduk-spanduk tersebut mayoritas berwarna merah dengan kalimat ajakan kembali ke Demokrasi Pancasila dan UUD 1945 seperti “Kembali ke UUD 1945 untuk Mewujudkan Demokrasi Pancasila”, “Demokrasi Berbiaya Tinggi Penyebab Korupsi, Kembali ke Demokrasi Pancasila”, dan “Demokrasi Pancasila Jati Diri Bangsa Indonesia – Musyawarah Mufakat”

Munculnya spanduk tersebut lantas mencuri perhatian masyarakat. Tak sedikit dari mereka yang mendukung ajakan kembali ke Demokrasi Pancasila dan UUD 1945.

Salah satunya Maman, seorang pedagang kaki lima di kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Ia menilai pesan dalam spanduk itu menggambarkan keresahan masyarakat kecil.

“Saya sangat mendukung ajakan itu selama menyuarakan kepentingan rakyat. Seperti demo yang kemarin, mahasiswa menyampaikan aspirasi tanpa kekerasan, saya mendukung itu,” ujar Maman.

Menurut Maman, demokrasi di Indonesia saat ini sudah mulai menjauh dari semangat Pancasila. Hal ini ditambah dengan sistem politik sekarang belum melahirkan tokoh yang mampu membuat regulasi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila khususnya keadilan sosial.

“Pemerintah perlu memberikan ruang partisipasi untuk pedagang kecil, dengan demikian maka pedagang akan terfasilitasi,” tambahnya.

Maman yakin jika kita kembali ke Demokrasi Pancasila dan UUD 1945, kehidupan bangsa Indonesia akan lebih baik di kemudian hari.

“Kalau semua berjalan sesuai Pancasila, rakyat pasti ikut sejahtera. Anak muda juga harus ikut menjaga itu,” tutur Maman.

Hal senada juga disampaikan oleh Ahmad, penjual bakso keliling di kawasan Salemba Raya. Ia menilai pesan yang disampaikan dalam spanduk itu adalah bentuk aspirasi agar pemerintah kembali memperhatikan rakyat kecil.

“Menurut saya demokrasi sekarang sudah nggak sesuai lagi dengan Pancasila. Perpecahan bisa terjadi dimana saja, belum lagi biaya mahal dalam demokrasi yang bisa memperkuat cengkeraman oligarki,” kata Ahmad.

Tak hanya pedagang, sejumlah warga di kawasan Matraman dan Pramuka juga menyuarakan pandangan serupa.

Sri Wulandari, seorang ibu rumah tangga yang sering melintas di Jalan Pramuka, mengaku penasaran saat pertama kali melihat spanduk itu.

“Saya pikir itu spanduk partai politik, ternyata bukan. Tapi setelah saya baca pesannya, saya setuju, soalnya sekarang orang-orang mulai lupa makna gotong royong dan keadilan sosial,” katanya.

Selain warga dan pedagang kecil, kalangan mahasiswa juga ikut angkat bicara. Salah satunya adalah Marvel yang berkuliah di salah satu kampus swasta di Jakarta.

Ia menaruh harapan besar kepada pemerintahan Prabowo Subianto yang menurutnya sangat memerhatikan kepentingan rakyat.

Menurut Marvel, program-program seperti Makan Bergizi Gratis, Koperasi Merah Putih, Cek Kesehatan Gratis dan Sekolah Garuda, menunjukkan kalau Prabowo adalah pemimpin yang pro rakyat.

“Baru satu tahun menjabat, pemerintahan Prabowo sangat merakyat, saya berharap di tahun-tahun mendatang keberpihakan ini semakin kuat dan presiden bisa menuntaskan agenda kerakyatan ini selama dua periode,” ungkap Marvel. ***

Leave A Reply

Your email address will not be published.