Kementerian Kominfo Gelar Konser Musik untuk Ajak Partisipasi Publik Menuju World Water Forum ke-10
Jakarta, 27/3/2024 – Pengelolaan air dunia akan dibahas pada World Water Forum ke-10. Tahun ini, Indonesia dipilih sebagai tuan rumah dan akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 18–25 Mei 2024. Sebagai salah satu bentuk dukungan promosi dan meningkatkan kesadaran serta keterlibatan aktif masyarakat dalam penyelenggaraan World Water Forum ke-10, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik mengadakan kegiatan konser musik bertajuk “Yuk Ngabuburit Jelang World Water Forum ke-10” di Anjungan Sarinah, Jakarta.
World Water Forum merupakan merupakan forum berbagi pengalaman dan inovasi untuk menjawab berbagai tantangan pengelolaan air global. Di Indonesia, sumber daya air tidak hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti untuk pertanian hingga pariwisata, tetapi juga lekat dengan kehidupan spiritual dan kultural.
“Indonesia tercatat sebagai negara Asia Tenggara pertama yang terpilih menjadi tuan rumah. Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah merupakan tanda tingginya kepercayaan internasional terhadap Indonesia,” jelas Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi lewat sambutannya (27/3).
Budi Arie menjelaskan bahwa air merupakan kebutuhan dasar dan bagian dari hak asasi manusia termasuk di dalamnya akses yang setara terhadap air bersih, sebagai kunci kesejahteraan manusia.
“Karena itulah, partisipasi aktif dari kita semua tanpa terkecuali, sangat dibutuhkan untuk bersama-sama mewujudkan dunia yang makmur dan sejahtera. Mari jaga bumi dan lingkungan kita, supaya air dapat terus terjaga dan terawat. Karena dengan air yang terjaga, maka air akan terus ada demi anak cucu dan generasi di masa mendatang,” tambah Budi Arie.
Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Muhammad Rizal, menyampaikan bahwa sebagai pertemuan dunia yang membicarakan soal air dan dihadiri oleh para pemimpin negara, parlemen, menteri-menteri di dunia. Pertemuan World Water Forum berlangsung dengan tiga pendekatan yakni Thematic Process, yaitu memberikan landasan substantif pada isu/permasalahan air; Regional Process, yaitu memberikan perspektif tentang air dari semua region; serta Political Process, menyediakan platform untuk berdiskusi dengan pemangku kepentingan.
“Para pakar juga akan datang dan akan ada 280 sesi. Di sana akan ada sesi bagi anak-anak muda untuk turut berbicara dan berperan dalam pengelolaan air,” ujar Rizal.
Sekretaris Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Dirhansyah Conbul, menekankan soal pentingnya air bagi kehidupan masyarakat secara global sesuai dengan tema yang diangkat pada World Water Forum ke-10.
“Jika kita kehilangan air, maka kita juga kehilangan kehidupan. Forum ini mempertemukan berbagai sektor seperti pangan, energi, lingkungan, kesehatan, ini semuanya berhubungan dalam aspek-aspek kemakmuran. Sesuai tema yang diangkat adalah Water for Shared Prosperity atau Air untuk Kemakmuran. Mengingat tantangan global sangat erat hubungannya dengan air,” jelas Dirhansyah.
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary, menyampaikan bahwa penyelenggaraan World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan yang sangat baik bagi generasi muda untuk berdiskusi dan bertukar ilmu dengan berbagai pemangku kepentingan dari berbagai negara untuk mencari solusi berbagai tantangan bidang sumber daya air.
“Mari kita suarakan bersama mengenai forum ini dan isu air di Indonesia melalui kanal-kanal yang kita miliki, media sosial, sekolah, kampus, teman, hingga keluarga. Bersama-sama kita akan bisa menjaga dan mengelola air untuk kemakmuran bersama, karena air adalah sumber kehidupan kita semua,” ajak Septriana.
Kesempatan ini juga dihadiri oleh Communication Ambassador World Water Forum ke-10, Cinta Laura Kiehl, yang mengingatkan generasi muda tentang pentingnya menjaga keberlangsungan air.
“Jangan sampai kalian buang-buang air, karena masih banyak yang perlu cari air bersih. Sampah juga perlu dibuang dengan benar sehingga tidak mengotori persediaan air. Begitu pun dalam menggunakan sabun cuci dan detergen pada tempatnya supaya tidak mencemari sumber air. Serta, jangan mandi terlalu lama. Mari jaga air kita,” ucap Cinta.
Momen kali ini juga digunakan Cinta untuk mengajak masyarakat menyebarkan informasi tentang World Water Forum ke-10. Supaya semakin banyak yang ikut tergerak menjaga dan mengelola air dengan tepat.
“Gunakan dan suarakanlah isu-isu seputar air ini, supaya masyarakat di luar sana bisa semakin paham dan melakukan berbagai aksi kecil yang berkontribusi di isu air,” ajak Cinta.
Tema “Water for Shared Prosperity” diangkat pada WWF ke-10, sangat relevan dengan kondisi global saat ini terkait ketersediaan air bersih yang masih menjadi tantangan bagi banyak negara. Penyelenggaraannya ditargetkan akan melibatkan 172 negara dan berbagai stakeholders yang bersinggungan dengan air.
Konser musik bertajuk “Yuk Ngabuburit Jelang World Water Forum” diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi milenial maupun generasi Z tentang World Water Forum ke-10. Serta, meningkatkan dukungan dan partisipasi publik untuk ikut menyukseskan penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Indonesia. Acara ini dimeriahkan oleh penampilan artis Setia Band dan Dikta Wicaksono.