Kana Fuddy Prakoso Tampilkan Karya Seni dari Kardus Bekas di Pameran “Kanã Kanaka”

0

Kana Fuddy Prakoso, perupa asal Kudus yang juga alumni FSR ISI Yogyakarta (1992-1997), menghadirkan pameran tunggal bertajuk “Kanã Kanaka” di Ruang Dalam Art House, Yogyakarta, 1–15 Juni 2025. Pameran ini menampilkan karya-karya seni yang memanfaatkan media kardus bekas, mengangkat kisah kehidupan sehari-hari dengan pendekatan visual yang sederhana namun sarat makna.

Dalam pameran ini, Kana memanfaatkan kardus bekas kemasan—yang sehari-hari kerap dianggap sampah—menjadi medium ekspresi artistik. Melalui karya-karya seperti “Suku Air”, “Dua Mata”, dan “Kursi Kuning”, Kana mendokumentasikan fenomena sosial dan merefleksikan problematika masyarakat urban, termasuk isu sampah dan konsumerisme.

Kana Fuddy Prakoso, kelahiran Kudus tahun 1973, dikenal sebagai seniman yang gemar mengolah benda sehari-hari menjadi karya seni penuh nilai. Dalam proses kreatifnya, ia banyak dibantu oleh sang suami, Fuddy Prakoso, yang juga menjadi teman diskusi dan inspirasi, terutama dalam penggunaan simbol sepeda dalam karyanya.

Pameran tunggal “Kanã Kanaka” ini digelar mulai 1 hingga 15 Juni 2025 di Ruang Dalam Art House, Yogyakarta. Pameran ini menjadi kali keenam bagi Kana, setelah perjalanan panjang selama enam tahun terakhir berkarya dengan tema serupa.

Lewat karyanya, Kana ingin mengajak pengunjung merefleksikan kehidupan sehari-hari yang sering terabaikan. Kardus, yang kerap dipandang sebagai limbah, di tangan Kana menjadi narasi visual yang menyingkap realitas sosial. Melalui karya-karya ini, Kana menyoroti masalah sampah, budaya konsumtif, dan hubungan masyarakat dengan industri modern.

Kana menggunakan tinta china, akrilik, dan tekstur kardus bekas untuk menciptakan komposisi yang ekspresif. Beberapa karyanya bahkan diangkat ke bentuk tiga dimensi, menunjukkan keberanian Kana bereksperimen dengan medium yang sederhana. Pameran ini juga mencerminkan bagaimana seni rupa dapat menjadi ruang edukasi tentang pentingnya keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan, sesuai dengan pemikiran Paul Hawken dalam Ecology of Commerce.

Dengan “Kanã Kanaka”, Kana Fuddy Prakoso membuktikan bahwa kardus bukan sekadar sisa konsumsi industri, tetapi juga jendela refleksi sosial yang memotret dinamika masyarakat urban. Pameran ini bukan hanya memanjakan mata, tetapi juga mengundang publik untuk berpikir lebih dalam tentang relasi antara seni, kehidupan, dan tanggung jawab sosial.

Leave A Reply

Your email address will not be published.