JAKARTA – SMA Binus Simprug tegas membantah adanya bullying maupun pelecehan seperti yang disampaikan oleh salah satu siswanya Rafiq Elfian. Binus menuturkan jika permasalahan yang terjadi hanyalah konflik antar siswa.
Kuasa hukum Binus Otto dalam konfrensi pers di SMA Binus, Sabtu 14/9 kemarin menjelaskan jika konflik itu terjadi di salah satu kamar mandi siswa. Dia juga menyebut tidak adapengeroyokan, penyeretan maupun pelecehan.
“Konflik ini terjadi pada 30 Januari dan 31 Januari lalu. Namun yang terjadi bukanlah pengeroyokan dan bullying,” kata Otto.
Otto menjelaskan pada tanggal 30-31 Januari memang ada beberapa murid termasuk Rafiq yang berkerumun menuju kamar mandi. Namun disana tidak terjadi adanya pengeroyokan seperti yang diceritakan.
“Kami mendapatkan video yang terjadi adalah konflik antara Rafiq bersama salah satu murid,” tegasnya.
Otto sendiri menegaskan sebelum kasus ini ramai, pihak Binus Simprug juga sudah proaktif membantu menjadi penengah dalam konflik antar siswa tersebut. Bahkan delapan siswa diantaranya dilakukan skorsing.
“Namun mengenai upaya hukum yang diajukan korban ke Polisi pihak sekolah diakui akan selalu proaktif karena usai kejadian korban tak melaporkan ke sekolah namun ke pihak kepolisian,” tegasnya.
Otto juga menuturkan permintaan korban untuk melakukan pemecatan terhadap delapan siswa yang dilakukan skorsing juga tak bisa dilakuka oleh pihak sekolah.
Dilanjutkan Otto Sebagai sekolah yang menerapkan zero tolerancy policy, BINUS tidak pernah membenarkan ataupun membiarkan adanya perilaku perundungan di lingkungan sekolah.
“Tuduhan yang dilontarkan seakan-akan BINUS membiarkan, melakukan pembiaran terhadap kejadian ini, kami tolak secara tegas. Kalau dikatakan sekolah BINUS membiarkan adanya bullying, itu yang kami tolak secara tegas,” tutupnya.